Dari sekedar hobi akhirnya membawa rejeki, mungkin itulah ungkapan yang
tepat untuk menggambarkan ketekunan Ahmad Rofik, seorang pemuda yang
sukses memanfaatkan limbah batok kelapa, menjadi aneka ragam kerajinan
unik bernilai ekonomis tinggi.
Bagaimana tidak, berawal dari hobinya yang suka membuat aneka miniatur mainan, pemuda warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tersebut, yang awalnya hanya berprofesi sebagai tukang sablon, kini sukses menjadi perajin aneka miniatur unik, berbahan baku batok kelapa. hasil kreasinya antara lain miniatur sepeda, becak, mobil kuno, hingga bross, asbak, aneka lampu, serta celengan.
Berawal dengan modal lima belas ribu rupiah, yang dibelikan sekarung batok kelapa di pasar, Ahmad Rofik mulai merintis usahanya pada tahun dua ribu enam silam.
kini usahanya perlahan mulai membuahkan hasil, meskipun dalam bekerja ia hanya menempati halaman kosong di belakang rumahnya. setelah digergaji dan terbentuk motif yang akan menjadi model kerajinan, bahan baku kerajinan batok kelapa setengah jadi ini, kemudian di beri lapisan pernis, agar awet dan mengkilat.
Setelah dipasang ornamen tertentu, maka jadilah kerajinan barbahan baku batok kelapa ini menjadi aneka kerajinan yang bentuknya sangat unik, seperti sepeda onthel, becak, mobil kuno, lampion serta aneka kerajinan rumah tangga lainnya.
Hasil kreasinya tersebut ternyata cukup berkualitas. bahkan sempat meraih juara pertama kontes miniatur tingkat kabupaten beberapa waktu lalu. Bahkan, kreatifitasnya tersebut, tak hanya di minati pasar lokal Tuban saja, namun juga mulai merambah luar daerah seperti Lamongan hingga Banyuwangi.
Ahmad Rofik mematok harga mulai dari Lima Belas Ribu Rupiah hingga Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah per buah, tergantung model, ukuran dan kesulitan.
Dengan harga kisaran tersebut, omzet usaha Ahmad Rofik mencapai rata rata dua juta rupiah hingga lima juta rupiah per bulan.
Dalam menjalankan usahanya, Ahmad Rofik di bantu dua orang adiknya, di mana rata rata per hari mampu membuat tiga hingga sepuluh unit miniatur.
Usaha kerajinan Ahmad Rofik ini juga masih harus menggunakan peralatan sederhana dan manual, sehingga pembuatan kerajinan ini berjalan lamban. Ahmad Rofik berharap ada perhatian pemerintah, untuk membantu mengembangkan usahanya ini.
Bagaimana tidak, berawal dari hobinya yang suka membuat aneka miniatur mainan, pemuda warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tersebut, yang awalnya hanya berprofesi sebagai tukang sablon, kini sukses menjadi perajin aneka miniatur unik, berbahan baku batok kelapa. hasil kreasinya antara lain miniatur sepeda, becak, mobil kuno, hingga bross, asbak, aneka lampu, serta celengan.
Berawal dengan modal lima belas ribu rupiah, yang dibelikan sekarung batok kelapa di pasar, Ahmad Rofik mulai merintis usahanya pada tahun dua ribu enam silam.
kini usahanya perlahan mulai membuahkan hasil, meskipun dalam bekerja ia hanya menempati halaman kosong di belakang rumahnya. setelah digergaji dan terbentuk motif yang akan menjadi model kerajinan, bahan baku kerajinan batok kelapa setengah jadi ini, kemudian di beri lapisan pernis, agar awet dan mengkilat.
Setelah dipasang ornamen tertentu, maka jadilah kerajinan barbahan baku batok kelapa ini menjadi aneka kerajinan yang bentuknya sangat unik, seperti sepeda onthel, becak, mobil kuno, lampion serta aneka kerajinan rumah tangga lainnya.
Hasil kreasinya tersebut ternyata cukup berkualitas. bahkan sempat meraih juara pertama kontes miniatur tingkat kabupaten beberapa waktu lalu. Bahkan, kreatifitasnya tersebut, tak hanya di minati pasar lokal Tuban saja, namun juga mulai merambah luar daerah seperti Lamongan hingga Banyuwangi.
Ahmad Rofik mematok harga mulai dari Lima Belas Ribu Rupiah hingga Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah per buah, tergantung model, ukuran dan kesulitan.
Dengan harga kisaran tersebut, omzet usaha Ahmad Rofik mencapai rata rata dua juta rupiah hingga lima juta rupiah per bulan.
Dalam menjalankan usahanya, Ahmad Rofik di bantu dua orang adiknya, di mana rata rata per hari mampu membuat tiga hingga sepuluh unit miniatur.
Usaha kerajinan Ahmad Rofik ini juga masih harus menggunakan peralatan sederhana dan manual, sehingga pembuatan kerajinan ini berjalan lamban. Ahmad Rofik berharap ada perhatian pemerintah, untuk membantu mengembangkan usahanya ini.