Jumat, 12 Oktober 2012

Cara pembuatan tas anyaman dari daun pandan

Daun pandan sudah lama dikenal sebagai penumbuh aroma pada produk makanan,produk kecantikan, hingga produk kesehatan. Namun, saat ini, daun pandan juga bisadigunakan sebagai bahan baku pembuatan tikar, tas, dan berbagai suvenir lainnya.Tentu saja, nilai ekonomis kerajinan pandan ini juga tinggi.Sebelum daun pandan dibuat tas daun pandan harus diproses melalui beberapatahapan.

1. Setelah pandan dipanen kemudian dibersihkan dan dibuang duri-durinya.

2. Kemudian, daun pandan dipotong sesuai ukuran anyaman, yakni mulai 1sentimeter (cm) hingga 3 cm.Potongan-potongan tersebut lantas direbus hingga 30 menit. Proses perebusanini bertujuan untuk menghilangkan getah daunnya. Kemudian, daun pandandikeringkan di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. "Jika tertimpasinar, daun itu bisa menggulung," 

3. Setelah didiamkan sekitar enam jam, baru daun itu dilemaskan dan direndamdalam air biasa selama empat jam. 

4. Baru kemudian dijemur di terik matahari hingga berwarna keputihan. 

5.Setelah itu, daun pandan itu siap diwarnai. Setelah proses pewarnaan yangberlanjut pengeringan selesai, daun pandan siap dianyam. 6.Daun pandan diayam sesuai dengan pola tas


Sumber:
http://www.scribd.com

Rabu, 10 Oktober 2012

Jaring Sabut Kelapa (Cocomesh)


Lahan tambang bekas galian yang tersebar di daerah-daerah penghasil bahan tambang terlihat sangat mengerikan.

Kerusakan yang diciptakannya berpotensi menyebabkan tanah longsor, erosi, pengikisan air tanah, bahkan banjir. Hal itu banyak terjadi di daerah seperti di pulau Belitong, Berau dan tempat-tempat lainnya. Contoh konkrit seperti kalimantan, sekarang telah menjadi langganan Banjir, manakala musim penghujan tiba.

Kerusakan alam yang terjadi ini, membutuhkan penanganan serius dari semua pihak, terutama pengelola tambang. Mereka diwajibkan mereklamasi lahan bekas galian tambang. ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mereklamasi lahan bekas galian tambang tsb seperti menanam kembali lahan, atau merubah areal lahan tersebut untuk usaha produktif seperti perikanan dll.

Langkah terbaik untuk mengurangi kerusakan tersebut adalah dengan menanaminya kembali, reboisasasi. Namun ada langkah penting sebelum dilakukan proses reboisasi, yaitu dengan menanam lahan dengan Cocomesh. Cocomesh adalah jaring yang dibuat dari sabut kelapa. Biasanya dibuat seperti seukuran net bola volly atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan. Penggunaan Cocomesh ini terbukti efektif dalam mencegah longsor ataupun banjir. Dengan mematok ujung-ujungnya, cocomesh dihamparkan dalam lahan bekas galian tambang. pemasangannnya disesuaikan dengan struktur tanah. Bisa miring, atau datar. Untuk Pemasangan biasanya dibuat dalam 2 lapisan.



Sumber:
http://pelatihanrepindo.blogspot.com

Kamis, 04 Oktober 2012

Meraup rupiah dari kerajinan batok kelapa

Dari sekedar hobi akhirnya membawa rejeki, mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan ketekunan Ahmad Rofik, seorang pemuda yang sukses memanfaatkan limbah batok kelapa, menjadi aneka ragam kerajinan unik bernilai ekonomis tinggi.

Bagaimana tidak, berawal dari hobinya yang suka membuat aneka miniatur mainan, pemuda warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tersebut, yang awalnya hanya berprofesi sebagai tukang sablon, kini sukses menjadi perajin aneka miniatur unik, berbahan baku batok kelapa. hasil kreasinya antara lain miniatur sepeda, becak, mobil kuno, hingga bross, asbak, aneka lampu, serta celengan.

Berawal dengan modal lima belas ribu rupiah, yang dibelikan sekarung batok kelapa di pasar, Ahmad Rofik mulai merintis usahanya pada tahun dua ribu enam silam.
kini usahanya perlahan mulai membuahkan hasil, meskipun dalam bekerja ia hanya menempati halaman kosong di belakang rumahnya. setelah digergaji dan terbentuk motif yang akan menjadi model kerajinan, bahan baku kerajinan batok kelapa setengah jadi ini, kemudian di beri lapisan pernis, agar awet dan mengkilat.

Setelah dipasang ornamen tertentu, maka jadilah kerajinan barbahan baku batok kelapa ini menjadi aneka kerajinan yang bentuknya sangat unik, seperti sepeda onthel, becak, mobil kuno, lampion serta aneka kerajinan rumah tangga lainnya.

Hasil kreasinya tersebut ternyata cukup berkualitas. bahkan sempat meraih juara pertama kontes miniatur tingkat kabupaten beberapa waktu lalu. Bahkan, kreatifitasnya tersebut, tak hanya di minati pasar lokal Tuban saja, namun juga mulai merambah luar daerah seperti Lamongan hingga Banyuwangi.

Ahmad Rofik mematok harga mulai dari Lima Belas Ribu Rupiah hingga Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah per buah, tergantung model, ukuran dan kesulitan.

Dengan harga kisaran tersebut, omzet usaha Ahmad Rofik mencapai rata rata dua juta rupiah hingga lima juta rupiah per bulan.

Dalam menjalankan usahanya, Ahmad Rofik di bantu dua orang adiknya, di mana rata rata per hari mampu membuat tiga hingga sepuluh unit miniatur.

Usaha kerajinan Ahmad Rofik ini juga masih harus menggunakan peralatan sederhana dan manual, sehingga pembuatan kerajinan ini berjalan lamban. Ahmad Rofik berharap ada perhatian pemerintah, untuk membantu mengembangkan usahanya ini.